Minggu, 23 Februari 2014

Fellowship dan Pemuridan

Kekuatan dan Nafas sebuah komunitas terletak pada gairah akan "PEMURIDAN"

Pemuridan adalah Life Style merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan tentang apa yang Tuhan Yesus lakukan semasa Dia hidup bersama-sama dengan murid-muridNYA. Entah mengapa pemuridan menjadi sebuah aktifitas yang terus menerus Yesus lakukan bersama-sama dengan kedua belas muridnya ?.... Saya yakin bahwa menjadi sebuah alasan yang tepat jika pertanyaan ini bisa terjawab, maka bisa dipastikan bahwa kehidupan ke-Kristenan kita akan banyak mengalami sebuah perubahan yang besar.






Perhatikanlah dengan sungguh-sungguh bahwa hal ini sebenarnya sudah sangat familiar terjadi diantara kehidupan umat Israel pada saat itu.

Dalam Ulangan 11 : 16 - 25, dikatakan :
16  Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya.
17  Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN kepadamu.
18  Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu.
19  Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun;
20  engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu,

21  supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi.
22  Sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan berpaut pada-Nya,
23  maka TUHAN akan menghalau segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu.
24  Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni sungai Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu.
25  Tidak ada yang akan dapat bertahan menghadapi kamu: TUHAN, Allahmu, akan membuat seluruh negeri yang kauinjak itu menjadi gemetar dan takut kepadamu, seperti yang dijanjikan TUHAN kepadamu.


Hal inilah yang seharusnya mampu menginspirasi setiap kita untuk merefleksikan  kebenaran Firman dan seharusnya hal itu menjadi panutan bagi setiap kita yang mengaku diri adalah "KRISTEN" yaitu menjalani kehidupan ini dengan pola Pemuridan

Bukan sebuah kritikan pada sebuah fenomena gereja-gereja ataupun bentuk-bentuk wadah pelayanan yang terus menerus berlomba-lombah untuk segera mewujudkan pola pemuridan itu terjadi. Melainkan hanya sebuah koreksi untuk mendewasakan manusia batiniah kita. Entahkah dalam rancangan dan agenda organisasi ataupun agenda pribadi. Pemuridan seringkali hanya sekedar dijadikan wacana dan usulan yang bisa mereka kerjakan di dalam wadah organisasi rohani. Padahal hal ini lebih bersifat Natural dan Life Style dalam kita keseharian kita.




Gaya Hidup Pemuridan inilah yang merupakan pengalaman spiritual dalam membentuk karakter dan mendewasakan Iman Kristen kita kepada Allah Bapa kita Tuhan Yesus Kristus. Jika pemuridan sudah menjadi bagian di setiap aktifitas keseharian kita, maka bisa dipastikan dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hal itu sudah mendarah daging dalam tubuh kita. Sehingga hal ini bisa saya ibaratkan seperti layaknya orang yang sedang "Sakau" atau kecanduan kepada pemuridan itu sendiri. Sebagai sebuah contoh saja, secara natural dan alamiah seseorang melakukan aktifitas sarapan pagi, makan siang dan makan malam yang terus-menerus kita lakukan dan itu merupakan aktifitas yang sangat "wajar" terjadi secara berkala dan berkesinambungan tanpa di paksa ataupun di perintah dalam kehidupan kita. Seseorang itu dengan sendirinya akan mengambil makan dan memakannya dan setelah itu tubuhnya "terpuaskan", demikian halnya dengan kehidupan batiniah kita yang mampu memberikan asupan nutrisi dan gisi yang seimbang. Itu yang pasti terjadi dalam pola pemuridan, dimana hal tersebut mampu menyelaraskan manusia jasmaniah dan manusia batiniah kita.

Cobalah untuk kita berhenti dan renungkan hal ini. Jika kita masih belum melakukan pemuridan sama sekali sampai detik ini, apa sebenarnya yang sedang kita hidupi dari "AMANAT AGUNG" yang Tuhan Yesus Kristus katakan saat Dia terangkat naik ke Sorga ?.....
Matius 28 :18 - 20
"Yesus mendekati mereka dan berkata : "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan AJARLAH mereka MELAKUKAN SEGALA SESUATU yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Ayat di atas mengatakan "Ajarlah". Ketetapan dalam memaknai dan menghidupi apa yang menjadi "perintah" Tuhan Yesus, harusnya segera kita responi secara cepat dan tanggap. Karena kita di panggil untuk mempersiapkan sebuah generasi yang mampu menguraikan kekusutan di negeri ini.

Daniel 5:12  karena pada orang itu terdapat roh yang luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan, yakni pada Daniel yang dinamai Beltsazar oleh raja. Baiklah sekarang Daniel dipanggil dan ia akan memberitahukan maknanya!"
 

Daniel 5:16  Tetapi telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu, jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga."

Kata kunci dari ini semua adalah ..... PEMURIDAN

Lakukan sekarang, atau tidak sama sekali !!!
Jangan hanya menjadi penonton di luar lapangan, Tapi jadilah para pemain-pemain yang dipersiapkan untuk menjadi Pemenang Kehidupan !!!
Ikutlah untuk mengambil bagian yang terkecil dalam sebuah perlombaan yang BESAR
dan,.....JANGAN pernah ada kata MENYERAH ataupun BERHENTI !!!

Jangan jadikan diri ini seorang PECUNDANG, melainkan JADILAH PEMENANG






Karena itu, sesungguhnya sangat tragis apabila kita mengaku diri Kristen namun tidak pernah bergerak untuk hidup dan menghidupi Pemuridan serta menjadi berkat bagi keluarga, kota, bangsa dan negara kita tercinta ini. INDONESIA

I Love you Indonesia, Community and I love You Papa "J"

"Salam Pergerakkan"

Minggu, 23 Februari 2014
Lukas Yanuar Hermawan, S.Th

Minggu, 19 Januari 2014

Leadership Bible Camp






Moment pembentukan KARAKTER merupakan salah satu fokus yang kita kerjakan untuk sebuah VISI membangun Indonesia Emas dengan pembekalan yang berstandartkan Firman Tuhan.
Sejak SMA, anak-anak remaja yang berusia 14 s/d 16 tahun ini, sudah kita bekali dengan pemahaman dan pembekalan yang berkualitas berdasarkan Kebenaran Firman Tuhan.


Kakak kelas 12 (senior'lah) yang bertanggungjawab untuk membagikan kebenaran Firman Tuhan ke adik-adik kelas 10 dan 11 agar konteks regenerasi itu terjadi di lapisan paling bawah. berharap dan bermimpi bahwa generasi kedepan bukan hanya jago di konteks kognitif'nya saja melainkan sikap dan kerohaniannya sungguh sangat hebat di mata Tuhan dan manusia.




Kak Lukas, sebagai bapak rohani buat anak-anak SMAN 6 mengajarkan tentang nilai-nilai :
- Keberanian dalam mengambil keputusan
- Menaruh rasa Percaya terhadap keluarga rohani itu penting
- Percaya Diri merupakan kunci keberhasilan untuk maju
- Melihat segala sesuatu itu dalam takaran rohani
Kegiatan ini yang kami sebut "Test Iman" merupakan sebuah kegiatan yang selalu dilakukan saat "Leadership Bible Camp" ini dilangsungkan.





Pengurapan dan Penyerahan "Tongkat Estafet" kepada generasi berikutnya adalah penting untuk sebuah pergerakkan dan pelayanan. Mempercayakan segala sesuatu kepada generasi berikutnya adalah gaya hidup Kristus. Dimana Yesus mempercayakan pelayananNYA, sesudah Ia bangkit dari kematian, yaitu kepada murid-murid. Demikianlah kita seharusnya melakukannya dengan kesadaran penuh akan nilai "Regenerasi" tersebut.